
Seperti yang terjadi Sabtu pagi, (2/12) kisaran 17 orang pasien gagal ginjal yang juga didampingi keluarga mereka, menyampaikan kekhawatiran karena cairan Hd tidak tersedia. Sehingga mereka yang seharusnya dijadwalkan sudah melakukan cuci darah mulai jam 07.00 WIB, sampai jam 10.00 WIB belum juga terlayani.
“Seharusnya pagi ini cuci darah Kak, biasanya persiapan mulai jam 07.00 WIB. Tapi sampai jam 10.00 WIB ditunda belum ada kejelasan, karena tidak ada alat dan bahan untuk kami cuci darah itu. Tidak ada ginjalnya (hemodialisa),” ujar salah seorang pasien yang meminta tidak disebutkan namanya, mengadukan nasib mereka terkait mesin hemodialisis pengganti fungsi ginjal yang belum bisa dioperasikan karena bahan penunjang belum tersedia.
Pasien tersebut juga mengatakan, hal itu sudah sering terjadi yang menimbulkan keresahan mengingat kelangsungan hidup para pasien gagal ginjal terutama yang kronik tergantung dengan mesin Hd untuk melakukan fungsi ginjal membersihkan racun dan unsur berbahaya lainnya dalam darah di tubuh mereka.
“Nyawa kami ini tergantung di mesin (Hd) inilah Kak, untuk menggantikan ginjal kami yang rusak. Alat yang kami bilang ginjal ini untuk penyaring racun dan cairan di tubuh kami,” ujarnya penuh harap, agar kejadian kekosongan bahan atau kondisi lainnya yang bisa menyebabkan kendala dalam proses cuci darah yang mereka lalui tidak lagi terjadi pada masa yang akan datang.
Pasien gagal ginjal kronik, harus mendapatkan layanan cuci darah secara rutin dua kali dalam seminggu (tiga hari sekali) dengan lama waktu cuci darah menggunakan peralatan hemodialisis selama 4 – 5 jam sehari.
Cuci darah itu harus dijalani pasien gagal ginjal seumur hidup mereka, karena jika terjadi keterlambatan maka bisa berdampak buruk bagi pasien mulai dari rasa tidak nyaman seperti mual, muntah, gangguan keseimbangan tubuh bahkan bisa berdampak kematian karena terjadi penumpukan racun dalam tubuh.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Direktur Penunjang Medik dan Pendidikan RSUD. M. Yunus Bengkulu, Ferdian Sandra, ST, MT membenarkan bahwa jadwal cuci darah pasien gagal ginjal yang seharusnya dilakukan mulai pukul 07.30 WIB hari ini mengalami keterlambatan.
Hal itu dikarenakan salah satu item untuk Hd mengalami keterlambatan pengiriman dari ekspedisi.
“Keterlambatan pengiriman dializer dan beberapa cairan (blood line, acid konsentrat, bicarbonate dan av fistula set), ini karena miskomunikasi antara pihak penyedia dengan ekspedisi. Alhamdulillah cairan itu sudah sampai Bengkulu dan pelayanan Insya Allah tetap kita lakukan,” ujarnya sembari mengatakan untuk jadwal pelayanan terhadap kurang lebih 20 pasien gagal ginjal yang direncanakan hari ini, akan dilakukan keseluruhan.
“Tertunda beberapa jam, tapi pasien tidak usah khawatir. Yang jadwalnya cuci darah hari ini tetap dapat dilaksanakan,” ujarnya memastikan.
Ferdian Sandra juga mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian serupa kembali terulang pihaknya akan melakukan evaluasi terutama dengan para penyedia bahan kebutuhan cuci darah demi menjamin pelayanan cuci darah khususnya bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjadi pasien tetap penerima layanan cuci darah di Bengkulu, tidak mengalami kendala.
“Ini juga masukan dari teman-teman yang juga menjadi bahan evaluasi kami dengan para penyedia, karena kita KSO (Kerjasama Operasi) sebenarnya dengan perusahaan penyedia itu. Kami juga tidak mau menunda-nunda pelayanan,” tegasnya sembari mengatakan dalam pemesanan bahan hemodialisis pihak RSUD. M. Yunus Bengkulu sudah melakukan pemesanan jauh hari sebelum stok habis untuk mengantisipasi kekosongan.